DUA JASAD WARGA SIPIL TIDAK DIKEBUMIKAN: "TNI MASIH TAHAN JENAZAHNYA" DI PUNCAK PAPUA - Explore Kwaya
Selamat Datang di Blog Explore Kwaya

Saturday, July 12, 2025

DUA JASAD WARGA SIPIL TIDAK DIKEBUMIKAN: "TNI MASIH TAHAN JENAZAHNYA" DI PUNCAK PAPUA




DUA JASAD WARGA SIPIL TIDAK DIKEBUMIKAN: "TNI MASIH TAHAN JENAZAHNYA" DI PUNCAK PAPUA


Di tengah semangat membara melontaran program pembangunan pemerintah Daerah Kabupaten Puncak Papua (bupati) di Ilaga. Dua nyawa warga sipil yang menjadi korban akibat Operasi Militer RI yang Tidak Terukur belum dikebumikan Jenazah karena Jasadnya masih ditahan bahkan dijaga ketat oleh TNI-POLRI yang adalah pelaku penembak warga sipil tersebut.


Menurut Laporan TPNPB Kodap Ilaga Mayor Lesmin Murib pada  hari  Jumat 11 juli 2025 lalu. 


"Konflik antara Kami TPNPB-OPM dan Militer Indonesia sedang berlangsung, kami telah membakar rumah lantai dua milik Bupati Elvis Tabuni di Distrik Gome Kampung Jengernok". 


Alasan dan Dasar pemikiran kami TPNPB-OPM adalah, Bupati Puncak Ilaga, Elvis Tabuni, belum menangani Dua Jenazah Warga sipil yang tertembak dan sedang membusuk diluar Distrik Omukia kampung Pinapa dan kampung Gilini. 


Yang berikut, dasar pemikiran kami TPNPB-OPM, membakar rumah Bupati  berlantai Dua, karena dimana ada garuda didada seorang Bupati, disitu akan ada Pihak Militer Indonesia  membangun pos-pos, dan  menganggu konsentrasi masyarakat sipil dalam beraktivitas, berkebun, berternak dan lainnya di wilayah lokasi tersebut. 

Dan kami meminta agar Bupati segera buat rumah di Pusat Kota/kabupaten Distrik Ilaga (Kago) pungkasnya....


Kedua korban warga sipil yang jasadnya ditahan diantaranya adalah; 

1.  Nungi Kogoya, warga sipil biasa asal Distrik Omukia, tertembak di kampung Pinapa 

2. Yemawu, warga sipil biasa tertembak di kampung gilini  Distrik Omukia, Puncak 


Kedua korban tersebut berstatus warga sipil biasa berumur 24 tahun. Keluarga korban belum bisa dikebumikan Jenazahnya karena TNI masih tahan di lapangan operasi perang bahkan jasad korban jadikan sebagai alat pancingan memburuh TPNPB.


Keluarga korban bersama pihak gereja bernegosiasi langsung kepada pihak Kapolres dan Dandim Puncak tapi tidak diindahkan bahkan kepala daerah (bupati) sekalipun tidak respon positif bagi keluarga korban.

Hal tersebut menimbulkan tersingkirnya citra kemanusiaan di Papua.


Dari Fakta tersebut keluarga Korban dan Pengiat Kemanusiaan Mendesak Agar Pemerintah Daerah Kabupaten Puncak Papua segara berkomunikasi dengan pihak Kapolres dan Dandim Puncak untuk mengurus Jenazah yang sampai hari ini tertahan di tangan TNI-POLRI, dan segera menarik TNI-POLRI Non organik yang masih berada di tempat keberadaan Jenazah korban, Serta Oknum TNI-POLRI yang menahan Jasad Korban harus diberikan pertanggung jawaban sesuai Hukum Perang.


Benus Murib 

Wamena, 13 Juli 2025


#butuhSorotanPublik

#SaveWargaSipil

#HentikanKekerasanMiliterWestPapua