Kwiyawagi Selayang Pandang
![]() |
Foto Wajah Kwiyawagi Dari Arah Pintu Masuk Keluar Lanni Jaya, Kampung Uwome, Kwiyawagi, Papua |
Kwiyawagi adalah salah satu daerah di Pegunungan Tengah, Papua, Wilayah Adat Lapago. Kwiyawagi dihuni oleh 2 suku besar yaitu; suku Lani dan suku Nduga mereka hidup berdampingan sejak dahulu kala hingga kini. Sejak dahulu kala Kwiyawagi dikenal juga dengan nama lainnya yakni; Lambewi, Bumbugame, Kugunme, Owogome, dan beberapa nama lainnya. Nama lain yang disematkan oleh masyarakat Kwiyawagi ini bukan tanpa alasan nama-nama ini disematkan karena kejadian-kejadian yang terjadi di daerah tersebut, baik kejadian faktor alam maupun faktor perbuatan manusia itu sendiri. Kwiyawagi diapit oleh 3 Kabupaten dari arah timur Kabupaten Puncak arah barat kabupaten Nduga arah Selatan Kabupaten Lanny Jaya sejak itu pula wilayah Kwiyawagi dimekarkan menjadi 7 kecamatan oleh 3 pemerintahan kabupaten Lanny Jaya, Nduga dan Puncak Papua.
Kekeringan Akibat Hujan Embun Salju
Segala macam masalah timbul dan tenggelam menyertai perjalanan panjang masyarakat Kwiyawagi hingga kini. Kejadian faktor alam yang sering terjadi di Kwiyawagi adalah bencana alam (Hujan Embun Salju) bencana ini sering terjadi di Kwiyawagi masyarakt mengalami berkali-kali dalam beberapa tahun lampau. Namun, yang terbaru terjadi pada tahun 2022. Hujan Embun Salju tersebut turun seperti salju-salju yang turun di daerah-daerah Eropa pada umumnya, gejalanya pada hari sebelum turun embun salju daerah Kwiyawagi menjadi dingin mencapai suhu tidak normal.
![]() |
Foto Seketika Terkena Umbun Salju dan Daun Ubi Laju |
Hal itu, menandakan akan terjadi Hujan Embun Salju, pada saat embun tersebut mulai turun masyarakat tidak bisa beraktivitas. Hari menuju kesiangan matahari mulai panas Embun Salju yang tadinya membeku dengan sendirinya mencair menjadi berminyak lalu mengering, semua dedaunan hijau sampai kedalam tanah ikut terkena yang menyebakan rumputan hijau mulai laju dan kering, pohon di hutan ikut mengerin, tanaman dan umbi umbian di alam tanah ikut membusuk. Beberapa hari kemudian mulai muncul gejala-gejala sakit pada manusia terutama pada bayi dan anak-anak serta lansia terkadang sampai meninggal dunia.
Penyumbatan Sungai Balim
Tidak hanya itu faktor alam yang lainnya adalah penyumbatan Sungai Balim disebabkan karena di Kwiyawagi, Distrik Goa Balim di tempat Sungai Balim masuk di dalam lubang batu terkadang mengalami penyumbatan saat sungai Balim pasang. Sehingga luapan air sungai Balim kembali ke hulu yang menyebabkan terendam rumah warga, kebun, kandang ternak, terendam luapan sungai Balim. Jika terjadi pada bulan-bulan musim hujan penyumbatan bisa sampai berminggu-minggu hingga memakan bulan. Setelah itu saat sungai Balim mulai surut menimbulkan dampak lain yang dialami oleh orang Kwiyawagi dengan surutnya air masyarakat mulai tercium bau-bau ekosistem air maupun darat yang mati karena terendam luapan air tersebut dan menimbulkan gejala-gejala sakit penyakit pada manusia mulai muncul dan mengalami sakit-sakitan pada bayi, anak kecil dan lansia. Kelaparan mulai muncul karena tanaman terendam air.
Organisasi Gereja Di Kwiyawagi
Kwiyawagi berbeda dengan daerah lain di Papua masyarakatnya mayoritas kristen protestan dari 3 denominasi gereja besar yang jemaatnya mayoritas orang asli Papua (OAP) yang pertama masuk di wilayah tersebut pertama Gereja BAPTIS, kedua Gerej Injili Di Indonesia (GIDI), ketiga Gereja Kemah Injil KINGMI. Gereja ini jauh sebelumnya sudah ada di Kwiyawagi sebelum ada keterwakilan pemerintah ada. Di Kwiyawagi gereja memainkan perannya sangat signifikan terhadap perkembangan masyarakat Kwiyawagi jauh sebelum adanya pemerintah gerejalah satu-satu mengambil perang di Kwiyawagi mulai dari sekolah, tenaga kesehatan, penerbangan yang menjangkau masyarakat kwiyawagi melalui 3 denominasi gereja diatas.
Masyarakat Kwiyawagi korban langsung atas operasi itu, masyarakat mengalami kerugian harta benda lebih nahasnya lagi sampai korban jiwa seorang warga sipil Pdt Ketis Tabuni dari gereja baptis harus menjadi korban penembakan peluru TNI di Kwiyawagi dan sampai sekarang kasus ini tidak pernah diangkat oleh pemerhati kemanusiaan dan lain-lain. Isunya pun tidak dikabarkan melalui media-media di Papua maupun Indonesia. Masyarakat yang korban langsung mengungsi (mengevakuasi diri) tidak pernah mendapatkan pendampingan dari pemerintah dalam proses penyembuhan dari traumatik dibiarkan begitu saja hingga kini. Sehingga mengingatkan pada memori passionis masa lalu operasi belumnya pada tahun 1977 dan operasi tahun 2003 tersebut sampai kini tak ada upaya hukum dari pemerintah bahkan korban nyawa pun di luar hukum.
Operasi Militer Di Kwiyawagi Tahun 2003
Pada Tahun 2003 Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pimpinan Yustinus Murib diduga melakukan pembongkaran gudang senjata di Komando Distrik Militer 1702 (Kodim) Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Pimpinan TPNPB-OPM Kwiyawagi Yustinus Murib |
Tentara Nasional Indonesia (TNI) dikerakan dalam jumlah besar, dilakukan pengejaran terhadap TPNPB-OPM oleh TNI sampai di Kwiyawagi berbuntut panjang masyarakat Kwiyawagi harus menjadi korban pengungsian ke daerah-daerah tentangga seperti Sinak, Mulia, Jambi, Balingga, Tiom, Wamena, Ilaga, Nduga dan Kota-kota besar di Papua.
Kwiyawagi Pasca Pemakaran DOB
Kwiyawagi tempo dulu termasuk wilayah administratif dari kecamatan Tiom, Kabupaten Jayawijaya, Wamena, Provinsi Papua. Sejak Pemakaran Daerah Otonomi Baru (DOB) pada tahun 2008, Kabupaten Lanny Jaya, dan Nduga dari Jayawijaya, Wamena. Pemakaran Kabupaten
Puncak dari Kabupaten Puncak Jaya.
![]() |
Foto Kenumea Murib, Gedung dan Honai Puskesmas Mume, Kwiyawagi, Kabupaten Lanni Jaya |
Lanny Jaya memekarkan Kecamatan Goa Balim,
Kecematan Wano Barat, ditambah induk Kecematan Kwiyawagi, Kabupaten Nduga
memekarkan Kecamatan Wutpaga, Kecamatan Nenggeyagin. Kabupaten Puncak Papua memerkarkan Kecematan Lambewi, Kecamatan Oneri ditambah induknya Kecematan Agandugume. Sayangnya, kehadiran pemerintahan dari 3 kabupaten itu peran pemerintah melalui kecamatan di wilayah Kwiyawagi dari 7 kecamatan itu belum terlihat berjalan sebagaimana seharus dijalankan pembangunan fisik seperti gedung pemerintahan, kantor distrik, puskesmas, sekolah ada namun tidak ada petugas di daerah tersebut.
Anak usia sekolah banyak yang menjadi pengangguran, birokrasi pemerintahan tidak berjalan dengan baik sehingga ekonomi rakyat tidak berputar di daerah tersebut pelayanan kesehatan dibuka hanya pada hari-hari tertentu saja, pengajar guru-guru tidak ada di daerah menyebabkan proses mengajar tidak berjalan semestinya. Ditambah dengan minim fasilitas seperti sarana dan prasana di Kwiyawagi beberapa distrik seperti Lambewi belum disedikan oleh pemerintah Kabupaten Puncak Papua dan banyak masalah-masalah pelik lainnya yang menyebabkan daerah ini sulit untuk maju membenah diri seperti di daerah-daerah lain di Papua.