Berpisah di Bumi Berjumpa di Surga
Berpisah di Bumi Berjumpa di Surga
Wujudmu akan ku lihat terakhir di Bumi Sebelum kau ke Surga dengan jalan kematian.
Wajah mu, ku tatap sembari tunduk berlinangkan air mata
Tanggisan bergemuruh mengikuti irama nyanyian komando tanggisi kepergian mu.
Tuturan setiap kata dinyanyikan menyematkan nama-nama leluhur yang telah tiada berguguran di medan perjuangan menyentuh sanubari membanjiri air mata dalam diam berlinang bagaikan sungai Balim di musim hujan.
Sesekali ku nyanyikan setiap kata per kata walaupun nafas tersendat-sendat seketika menjiwai setiap tuturan kata menghanyutkan ku dalam ketidakberdayaan.
Ku tiba di masa lalu melihat saat kita bermain menghiraukan tanggisan warga sekampung mengantar kepergian seseorang kala itu, seketika kita bermain tak mengenal dunia lain, sobat.
Baru kini, ku sadari selain dunia kita kala itu kini dunia mereka menjadi dunia kita juga mimpi tanpa tidur, hilang seketika menutup mata, hilang untuk selamanya.
Tertunduk mata ku seketika api menyala besar membakar tubuhmu perlahan-lahan mengecil seketika aku pun kembali dari dunia kita masa lalu masa kita bermain, masa kita tahu dunia kita cuma bermain.
Terakhir kali ini saja akan ku padang sebelum engkau dibaringkan di atas tumpukan kayu (Ginu) kering dibungkus dengan kain terurai bekas alas pembaringan mu selama kau menjerit derita.
Apalah daya ku,
Selain ku ucapkan; selamat jalan kawan
Sampai jumpa di surga
Bahasa Lanni < Lee Ndawi
[Tanggisan Duka atau Nyanyian Duka]
Kambekwarak, Kankwii, Kambugun, inake
Kaliurang, Rabu, 15 November 2023