FENOMENA SI BOBON SANTOSO DAN KRITIK ULIN EPA
_Reposted by: Ester Haluk_
Di panggung kepentingan yang dipenuhi intrik, si aktor tukang masak diangkat menjadi pahlawan.
Tukang masak berlakon, menciptakan narasi baru untuk merebut hati yang terbelah.
Identitas bangsa dipelintir menjadi miskin, lapar, tak bahagia.
Berjalan tanpa alas di atas emas seolah-olah naas.
Pornografi kemiskinan versi mereka dipertunjukkan dengan vulgar.
Peran penindas disulap menjadi pahlawan.
Makanan besar disajikan, bak pesta kerajaan palsu.
Seolah-olah itu adalah obat untuk penderitaan yang mereka ciptakan.
Sebagian terbuai oleh pertunjukkan kebaikan baru, terjebak secara emosi.
Semua yang katanya mewah; dihidangkan, sebagai rayuan palsu untuk langgengnya penindasan.
Dalam upaya dramatis melawan separatis, makanan & kalimat puitis dijadikan senjata.
Agar mereka yang terpinggirkan melupakan penderitaan yang sedang & akan mereka alami.
Tukang masak mengklaim bahwa kebahagiaan semu lebih berharga daripada nutrisi yang seharusnya memberi kekuatan.
Makanan gratis disulap bak solusi manis untuk konversi hutan menjadi sawit.
Tanah dan manusia eksotis yang hidup terpencil memang rentan jadi objek romantisasi.
Tapi begitulah, apapun akan dilakukan agar kebrutalan mereka dilupakan.
Tukang masak; bagi sebagian adalah orang Samaria yang murah hati; bagi yang lain adalah serigala berbulu domba.
________________________
_Benar, semua tentang Papua itu selalu berhubungan dengan kepentingan. Selalu ada udang di balik batu. Bahkan air mata juga bisa diteteskan untuk memperkuat narasi_😏🥴