Bangsa yang Disalibkan - Explore Kwaya
Selamat Datang di Blog Explore Kwaya

Saturday, April 29, 2023

Bangsa yang Disalibkan

Ilustrasi pixabay.com

Oleh: Renold Ishak Dapla

Penulis Adalah Pegiat Literasi Dekaibooks Di Kabupaten Yahukimo, Papua


Papua adalah aku, Aku juga adalah Papua,  dari Honai Papua, anak koteka bersuara terang benderang untuk membatasi suara gelap yang datang menghampiri di luar sana.


Di bawah ancala yang tinggi ku di lahirkan, di besarkan dalam selimut kabut per putih abu yang menutupi anala mata, tebing terjal membatasi jemari kaki tuk menginjili, tiupan topan anila yang keras, hutan tropis yang dalamnya terdapat Anggara liar, disanalah aku bertumbuh.


Genealogi ku di ufuk timur Bagaskara, jauh dari Aksa mata  solidaritas. Itu Betul-betul tak dahayu di mata manusi barat, namun sang khalik berkehendak dengan bentuk solider.


Honai Papua adalah sebuah batu yang turun dari ancala besar. Tumbahkan minyak sungai archol dan beresonansi lautan biru dengan suara terang untuk mengakar kuat dalam batu karang kegelapan.


Aku adalah insan alamiah yang di tetapkan dalam rancangan undang-undang khalik yang sungguh sangat indah dan terpesona. Cinta dan adorasi khalik mengizinkan honai untuk mewujudkan suara Khalik melalui sang perjuangan.


Tak ada nilai buruk yang pejuang rencanakan, tak ada juga bahasa palsu yang pejuang sampaikan. Tak ada konsepan blur yang di ajunankan oleh khalik, IA tersediakan rumah abadi dari koteka ini untuk hadir bagi seantero negeri bangsa.


Janganlah menyalipkan aku dengan tonjongan senjata anala. Janganlah juga memvoniskan aku dengan pasal-pasal. Pula, jangan memenjarakan aku dengan dalih makar.


Aku adalah anak Honai yang mendidik bangsa kerajaan surga bangsa, untuk membela dan mengangkat nama panji raja sang Kristus. Biarkan aku berdiri dan menyuarakan sebagai bentuk kasih untuk memerdekakan insan-insan yang terus berbaring dalam gelap dosa.


Wahai raja Fir'aun, izinkan aku hidup seluar-luasnya untuk menjawab pesan Kristus yang disampaikan oleh sang Matius. Biarkan aku untuk pergi, jadikan mereka dan bentuk mereka dalam cinta kasih karunia khalik.


Wahai raja Herodes, biarkan aku berburu untuk memenangkan jiwa-jiwa yang tertidur pulas di neraka dunia yang penuh kelam.


Aku bukanlah seorang pecundang yang kau mencari jejak-jejak ku untuk membakar dengan pasal buatanmu. Aku bukan lagi rumah pelakor yang kau bakar habis dengan cara memarginalkan. Aku adalah anak Honai yang mendidik bangsa untuk masuk kerajaan kekal abadi.


Jangan mengejari aku dengan ekspresi wajah mu yang penuh tipu daya melalui bahasa tubuh mu. Jangan juga mengincari aku dengan menggunakan bahasa palsu mu untuk membakar rencana ku untuk memenangkan jiwa manusia.  


Biarkan aku tumbuh subur, perkembang besar dalam kasih yang mulai, tanpa di ganggu gugat oleh sang insan yang berwatak Firaun.


Jangan salibkan suara juanganku,  jangan makarkan rencana kesatuaku, jangan menghukum dengan cara membakar kegiatan kolektifku. Biarkan aku hidup seluar-luasnya untuk menjawab makna sang khalik melalui Honai persatuan.


Maguwoharjo, 15/03/2023

Nameleo Papuan