Sejarah Singkat Forum Pelajar dan Mahasiswa Wilayah Adat Lapago, Daerah Istimewa Yogyakarta
Logo Forum Pelajar dan Mahasiswa Wilayah Adat Lapago D.I.Yogyakarta |
Forum Pelajar dan Mahasiswa Wilayah Adat Lapago, Daerah Istimewa Yogyakarta, lahir bukan tanpa sebab. Forum ini lahir karena masalah mahasiswa Papua yang berstudi di Yogyakarta saat itu. Forum ini pada perkembangannya banyak mahasiswa yang bertanya seperti apa cikal-bakal forum ini ada sampai saat ini, bahkan mereka yang tergabung dalam forum diskusi pelajar dan mahasiswa wilayah adat Lapago, Yogyakarta pun mempertanyakan hal demikian.
Maka, penulis menitipkan tulisan singkat ini sebagai jawaban menurut pengamatan penulis. Walaupun, penulis tidak sepenuhnya mengalami semua secara langsung namun, sebagian dari tulisan ini, penulis juga salah satu orang yang bersaksi atas perjalanan panjang forum ini dari sekian banyak rekan-rekan yang sama-sama mengalami dan melihat forum ini berjalan.
Forum Pelajar dan Mahasiswa Wilayah Adat Lapago, Daerah Istimewa Yogyakarta, lahir bukan tanpa sebab. Forum ini lahir karena masalah mahasiswa Papua yang berstudi di Yogyakarta waktu itu mengalami masalah-masalah yang cukup serius salah satu yang paling membekas adalah kematian mahasiswa Papua secara serentak pada tahun 2017 akibat mengonsumsi minuman keras alkohol campuran (OPLOSAN) dan banyak yang meninggal dunia.
Sedang maraknya peredaran minuman alkohol campuran (oplosan) mahasiswa Papua yang meninggal lebih khusus mahasiswa Wilayah Adat Lapago berjumlah 9 orang berstatus mahasiswa ikut meninggal karena korban konsumsi alkohol oplosan. Sejak kasus itulah Mahasiswa Wilayah Adat Lapago D.I. Yogyakarta melakukan diskusi di Honai Baliem belakang Depok Timur, Sleman Yogyakarta. Seusai penutupan duka atas kepergian rekan-rekan korban minuman alkohol oplosan.
Tidak hanya disitu sesudah lahirnya forum diskusi Lapago masih saja terjadi kasus kedua bermotif alkohol yang dialami oleh mahasiswa Lapago. Penikaman terhadap mahasiswa Papua di Es Teh Bear kemudian dikatahui sebagai tempat minum alkohol. Sejak dari insiden itu forum Lapago mulai menjatuhkan diri menjadikan forum Lapago sebagai forum bersama dari mahasiswa wilayah adat Lapago. Mahasiswa Lapago melakukan konsolidasi dengan mengelar turnamen Sepak Bola Mini, Vollyball dan Takraw bertemakan (LAPAGO LAMBUNIK CUP I) di Lapangan Debu, Puluhdadi, Seturan, Catur Tunggal, Yogyakarta.
Forum Lapago tidak hanya menyelenggarakan diskusi tetapi juga, bekerja untuk kemanusiaan seperti menggalang dana, sembako dan sumbangan untuk korban banjir Sentani dan pengungsi Nduga hasil galang berhasil dikirim ke Papua sebagai kerja kolektif mahasiswa Wilayah Adat Lapago Yogyakarta. Forum Lapago juga berani kembali melakukan rapat untuk Exsodus ke Papua sebagai keputusan politik mahasiswa untuk meninggalkan kota studi Yogyakarta atas kasus ujaran rasisme di Surabaya Jawa Timur pada tahun 2019.
Forum Lapago kembali aktif menyelenggarakan kegiatan diskusi pada awal tahun 2023 setelah mahasiswa Papua dari wilayah adat Lapago kembali dari kegiatan perayaan natal Se-Jawa dan Bali yang diemban oleh masing-masing organisasi kembali membuka diskusi berseri dan pertama kali digelar di Honai Baliem Yogyakarta.
Nama forum sendiri diambil dari nama pemetaan wilayah adat yang dilakukan oleh pemerintah Belanda sejak menduduki Papua sebagai wilayah koloninya dan memetahkan Papua dengan konsep Belanda lebih didasarkan atas hubungan kekerabatan, perkawinan, hak ulayat, tipe kepemimpinan, ciri-ciri fisik hingga geografis. Salah satunya Wilayah pemetaannya "Lapago" yang menaungi 10 Kabupaten Kota kini menjadi Provinsi Papua Pengunungan.