Interpretasi Kotbah Ibadah Raya Minggu Jemaat Allah Ninom - Explore Kwaya
Selamat Datang di Blog Explore Kwaya

Saturday, August 24, 2024

Interpretasi Kotbah Ibadah Raya Minggu Jemaat Allah Ninom

Gambar Ilustrasi Pixabay.com

Ringkasan dan Interpretasi Kotbah, Ibadah Raya Mingu, 18 Agustus 2024

Jemaat Allah, Ninom Sentani, Tabi, West Papua.


Disclaimer:

Ayat Alkitab yang terdapat dalam tulisan ini diambil dari kotbah ibadah raya Minggu, 18 Agustus 2024, sedangkan seluruh tafsiran tulisan perayat menurut hemat penulis.


Efesus 4:17-22

"Inilah yang kukatakan dan kuperingatkan kepadamu dalam Tuhan: Janganlah kamu hidup lagi sama seperti orang-orang bukan Kristen yang hidup dalam kesia-siaan akal budi mereka. Mereka terasing dari hidup bersama Allah oleh karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan oleh karena kedegilan hati mereka. Mereka telah menanggalkan perasaan halus dan telah menyerahkan diri pada hawa nafsu, sehingga mereka mencemarkan diri dalam segala macam kegiatan yang keji. Tetapi kamu tidak demikian. Kamu telah mendengar tentang Dia dan telah diajar di dalam Dia, sesuai dengan kebenaran yang ada di dalam Yesus."

 

Tafsiran:

Paulus memperingatkan jemaat Efesus untuk tidak hidup seperti orang-orang bukan Kristen yang hidup dalam kesia-siaan akal budi mereka. Mereka telah terasing dari hidup bersama Allah karena kebodohan dan kedegilan hati mereka.


Orang-orang bukan Kristen telah menanggalkan perasaan halus dan menyerahkan diri pada hawa nafsu, sehingga mereka mencemarkan diri dalam segala macam kegiatan yang keji.


Namun jemaat Efesus berbeda. Mereka telah mendengar tentang Kristus dan diajar di dalam Dia, sesuai dengan kebenaran yang ada di dalam Yesus.


Paulus menegaskan bahwa jemaat Efesus harus hidup berbeda dari orang-orang bukan Kristen, karena mereka telah menjadi murid Kristus dan menerima pengajaran kebenaran dari-Nya.


Jadi intinya, Paulus mengingatkan jemaat Efesus untuk tidak hidup seperti orang-orang bukan Kristen yang hidup dalam kesia-siaan, melainkan hidup dalam kebenaran dan kekudusan Kristus yang telah mereka terima melalui pengajaran-Nya.

 

Efesus 4:27

"Janganlah kamu memberi tempat kepada Iblis."


Tafsiran:

Dalam ayat ini, Paulus memberikan peringatan tegas kepada jemaat Efesus untuk tidak memberi tempat kepada Iblis.Maksud dari "memberi tempat kepada Iblis" adalah tidak memberikan kesempatan atau celah bagi Iblis untuk masuk dan bekerja dalam kehidupan mereka.


Hal ini berarti jemaat harus berhati-hati dan waspada terhadap segala bentuk godaan, pencobaan, atau tipu daya Iblis yang dapat menyebabkan mereka jatuh ke dalam dosa. Ketika Iblis diberi tempat dalam hidup seseorang, maka ia akan berusaha untuk menguasai, menghancurkan, dan memisahkan orang tersebut dari Allah.


Oleh karena itu, Paulus menekankan pentingnya jemaat untuk menolak Iblis dan tidak memberikan kesempatan kepadanya untuk bekerja dalam kehidupan mereka. Dengan demikian, jemaat dapat tetap teguh dalam iman dan hidup dalam kekudusan serta kebenaran Kristus.


Jadi, ayat ini merupakan peringatan penting bagi jemaat Efesus untuk waspada terhadap tipu daya Iblis dan tidak memberikan tempat baginya dalam kehidupan mereka, agar mereka dapat tetap hidup dalam kebenaran Kristus.

 

Matius 13:7-22

"Yang lain jatuh di antara semak berduri, dan semak berduri itu tumbuh dan menindih habis benih itu. Yang lain jatuh di tanah yang baik dan menghasilkan buah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"


Tafsiran:

Ayat 7 menggambarkan benih yang jatuh di antara semak berduri. Semak berduri tumbuh dan menindih habis benih tersebut, sehingga tidak dapat menghasilkan buah.


Semak berduri melambangkan perhatian dan kekhawatiran duniawi yang dapat menguasai hati seseorang, sehingga Firman Allah tidak dapat berbuah dalam hidupnya.


Ayat 8 menggambarkan benih yang jatuh di tanah yang baik, sehingga dapat menghasilkan buah yang berlimpah, ada yang seratus kali lipat, enam puluh kali lipat, dan tiga puluh kali lipat.


Tanah yang baik melambangkan hati yang terbuka dan menerima Firman Allah dengan tulus, sehingga Firman itu dapat berbuah secara berlimpah dalam kehidupan seseorang.


Ayat 9 merupakan ajakan Yesus kepada para pendengar-Nya untuk memperhatikan dan merenungkan dengan sungguh-sungguh perumpamaan yang telah diberikan-Nya.


Jadi, perumpamaan ini mengajarkan bahwa penerimaan dan respons terhadap Firman Allah sangat bergantung pada kondisi hati seseorang. Hati yang terbuka dan siap menerima Firman akan menghasilkan buah yang berlimpah, sementara hati yang terlalu terfokus pada hal-hal duniawi akan menghambat pertumbuhan Firman Allah dalam kehidupan seseorang.

 

Kejadian 3:13

"Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apa yang telah kaulakukan ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, sebab itu aku makan."


Tafsiran:

Setelah Adam dan Hawa memakan buah terlarang, TUHAN Allah menanyakan kepada Hawa "Apa yang telah kaulakukan ini?". Ini merupakan pertanyaan yang menuntut pertanggungjawaban Hawa atas tindakannya.


Dalam jawabannya, Hawa tidak mengakui kesalahannya secara langsung, melainkan menyalahkan ular yang memperdayakannya. Ini menunjukkan usaha Hawa untuk memindahkan tanggung jawab atas dosa yang dilakukannya.


Hawa tidak mengakui bahwa dirinya telah membuat keputusan untuk mengambil dan memakan buah terlarang atas bujukan ular. Ia menyalahkan ular sebagai penyebab utama tindakannya.


Hal ini mencerminkan sifat manusia yang cenderung mencari-cari alasan untuk menyangkal atau memindahkan tanggung jawab atas dosa yang dilakukannya.


Namun, TUHAN Allah tidak menerima alasan Hawa dan tetap menjatuhkan hukuman atas perbuatan mereka, meskipun Hawa menyalahkan ular.


Peristiwa ini menunjukkan bahwa manusia seringkali berusaha melepaskan diri dari tanggung jawab atas dosa-dosa yang dilakukannya, alih-alih mengakui dan bertobat.


Jadi, ayat ini memberikan gambaran tentang sifat manusia yang cenderung menyalahkan orang lain atau faktor-faktor eksternal, alih-alih mengakui dan bertanggung jawab atas dosa yang dilakukannya sendiri.

 

Matius 1:4-11

4. Aram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon,

5. Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai,

6. Isai memperanakkan Daud, raja. Daud raja memperanakkan Salomo dari isteri Uria,

7. Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asaf,

8. Asaf memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia,

9. Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia,

10. Hizkia memperanakkan Manasse, Manasse memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia,

11. Yosia memperanakkan Yekhonia dan saudara-saudaranya, pada waktu pembuangan ke Babel.


Tafsiran:

Ayat-ayat ini mencatat silsilah Yesus Kristus dari Abraham sampai Daud dan dari Daud sampai pembuangan ke Babel. Silsilah ini menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah keturunan Abraham dan Daud, sesuai dengan janji Allah dalam Perjanjian Lama.


Beberapa nama dalam silsilah ini, seperti Rahab dan Rut, menunjukkan bahwa Yesus berasal dari latar belakang yang beragam, termasuk orang-orang bukan Yahudi. Pencantuman nama-nama perempuan dalam silsilah ini juga mencerminkan peran penting mereka dalam sejarah keselamatan.


Beberapa nama dalam silsilah ini, seperti Daud dan Salomo, menunjukkan bahwa Yesus adalah keturunan raja-raja Israel. Ayat 11 menyebutkan bahwa Yosia memperanakkan Yekhonya pada waktu pembuangan ke Babel. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus lahir dalam konteks sejarah Israel yang sedang mengalami pembuangan.


Silsilah ini menegaskan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan, yang merupakan keturunan Abraham dan Daud, dan lahir dalam konteks sejarah umat pilihan Allah. Jadi, silsilah ini memberikan latar belakang historis yang penting untuk memahami identitas dan signifikansi Yesus Kristus sebagai Mesias yang dijanjikan.

 

Keluaran 20:1-17

1. Berfirmanlah Allah segala firman ini:

2. "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.

3. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.

4. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.

5. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anak, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,

6. tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu kepada orang-orang yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.

7. Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN tidak akan menganggap tak bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.

8. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat.

9. Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,

10. tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat bagi TUHAN, Allahmu; maka jangan lakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu, atau orang asing yang diam di tempatmu.

11. Sebab dalam enam hari TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan mengkuduskannya.

12. Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.

13. Jangan membunuh.

14. Jangan berzinah.

15. Jangan mencuri.

16. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.

17. Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau keledainya, atau apa pun yang kepunyaan sesamamu."


Tafsiran:

1. Ayat 1-2 menegaskan bahwa semua firman ini berasal dari Allah sendiri, yang telah membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, tempat perbudakan mereka.


Ayat 3-6 melarang penyembahan kepada allah lain selain TUHAN, serta membuat patung untuk disembah. TUHAN adalah Allah yang cemburu dan akan membalaskan kesalahan kepada orang-orang yang membenci Dia.


Ayat 7 melarang menyebut nama TUHAN dengan sembarangan, karena nama-Nya adalah kudus.


Ayat 8-11 memerintahkan untuk menguduskan hari Sabat, beristirahat dari pekerjaan, dan mengingat bahwa TUHAN menciptakan langit dan bumi dalam enam hari dan berhenti pada hari ketujuh.


Ayat 12 memerintahkan untuk menghormati ayah dan ibu, agar hidup panjang di tanah yang diberikan TUHAN.


Ayat 13-16 melarang pembunuhan, perzinahan, pencurian, dan memberikan kesaksian dusta.


Ayat 17 melarang untuk mengingini atau menginginkan apa yang menjadi milik orang lain.

Keseluruhan hukum ini merupakan dasar bagi kehidupan etis dan religius umat Allah, serta menegaskan kedaulatan TUHAN atas umat-Nya. Hukum-hukum ini memperlihatkan karakter Allah yang suci, adil, dan penuh kasih.

 

Mazmur 126:1-6

1. Apabila TUHAN memulihkan kembali orang-orang Sion, kami bagaikan orang yang bermimpi. 2. Maka penuh tawa mulut kami, dan sorak-sorai lidah kami; maka dikatakanlah di antara bangsa-bangsa: "TUHAN telah berbuat besar terhadap mereka."

3. TUHAN telah berbuat besar terhadap kami; sebab itu kami bersukacita. 4. Ya TUHAN, pulihkanlah keadaan kami, seperti aliran di Negeb. 5. Mereka yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan sorak-sorai. 6. Orang yang berjalan maju dengan menangis, membawa benih yang ditaburnya, pasti akan datang dengan sorak-sorai, membawa berkas-berkasnya.

 

Tafsiran:

Ayat 1 menggambarkan situasi di mana TUHAN memulihkan kembali orang-orang Sion (Yerusalem) dari pembuangan. Dalam situasi itu, mereka bagaikan orang-orang yang bermimpi - sangat tak terduga dan menggembirakan.


Ayat 2-3 menggambarkan sukacita dan pujian yang meluap-luap dari umat yang telah dipulihkan. Mereka dikenali oleh bangsa-bangsa lain sebagai orang-orang yang TUHAN telah berbuat besar bagi mereka.


Ayat 4 merupakan doa agar TUHAN memulihkan keadaan mereka, seperti aliran di Negeb (tanah yang tandus) yang dibasahi oleh hujan.


Ayat 5-6 menggunakan gambaran pertanian untuk menggambarkan pengalaman umat yang telah kembali dari pembuangan. Mereka yang menabur dengan mencucurkan air mata (dalam keadaan sulit) akan menuai dengan sorak-sorai (dalam keadaan sukacita). Orang-orang yang pergi dengan menangis membawa benih yang ditaburnya, akan kembali dengan sorak-sorai membawa berkas-berkas yang melimpah.


Mazmur ini mengungkapkan sukacita umat karena TUHAN telah memulihkan mereka dari pembuangan. Kendati mereka pernah mengalami penderitaan, namun TUHAN akan memulihkan dan memberkati mereka sehingga mereka dapat menuai hasil yang melimpah.


Mazmur ini memberikan penghiburan dan harapan bagi umat yang mengalami kesulitan, bahwa TUHAN akan memulihkan dan memberkati mereka pada saat-saat yang tepat.